Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Luthfi-Yasin) sepertinya akan menjadi pemenang Pilgub Jawa Tengah 2024 berdasarkan hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei. Data dari Charta Politika Indonesia menunjukkan bahwa Luthfi-Yasin memimpin dengan 57,62% suara, sementara pasangan Andika-Hendi hanya mendapatkan 42,38% suara. Lembaga survei Litbang Kompas juga mencatat kemenangan pasangan Luthfi-Yasin dengan perolehan suara sebesar 59,6%. Analis politik dari Universitas Diponegoro, Yoga Putra Prameswari, menyebut beberapa faktor yang mendukung dominasi Luthfi-Yasin, seperti dukungan terbuka dari Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto, serta jaringan kepolisian yang dibangun Luthfi di Jawa Tengah.
Selain itu, Yoga juga menyoroti komposisi pasangan Luthfi-Yasin yang menarik bagi pemilih di Jawa Tengah, dengan Luthfi mewakili kaum nasionalis dan Yasin mewakili kaum santri. Setelah kekalahan Andika-Hendi, PDI-P diprediksi akan menjadi oposisi yang solid di Jawa Tengah, mengingat partai tersebut memiliki kekuatan di wilayah tersebut. Meskipun demikian, endorsement yang diungkapkan Jokowi dan Prabowo di Pilgub Jateng juga menuai kritik karena dianggap tidak sehat bagi demokrasi karena pertarungan yang tidak adil.
Dari sudut pandang analis politik lainnya, Kholidul Adib dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, juga mengakui bahwa endorsement Jokowi dan Prabowo berpengaruh dalam peta elektoral di Jawa Tengah. Dia menyoroti dukungan Luthfi-Yasin dari kaum Nahdliyin, khususnya dari warga NU yang terpicu oleh sejarah Luthfi sebagai kader dan alumni PMII. Meskipun PDI-P kalah dalam Pilgub Jawa Tengah, dominasi partai tersebut tidak akan mudah digerus di wilayah tersebut menurut Kholidul. Megawati tidak akan rela Jawa Tengah kehilangan status sebagai lumbung suara PDI-P, terutama karena partai tersebut masih memegang kursi Ketua DPRD Jawa Tengah.