Pasangan calon kepala daerah yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengalami dominasi dalam pilkada strategis di Pulau Jawa. Kandidat pilihan KIM berhasil memenangkan Pilgub Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar), dan Banten. Hanya di Pilgub DKI Jakarta kandidat yang diusung oleh anggota KIM mengalami kekalahan.
Di Jawa Timur, KIM mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang berhasil mengumpulkan 58,53% suara berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas. Di Jawa Tengah, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen yang didukung KIM meraih 59,41% suara. Sementara di Jawa Barat, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang merupakan pilihan KIM berhasil mendapatkan 62,22% suara berdasarkan hasil hitung cepat LSI Denny JA. Di Banten, pasangan Andra Soni-Achmad Dimyati Narakusumah yang dianggap sebagai representasi KIM unggul dengan 55,21% suara.
Dominasi KIM dalam pilkada Jawa dinilai sebagai sinyal alarm bagi PDI-P oleh beberapa analis politik. Kemenangan kandidat KIM di berbagai pilkada di Jawa diprediksi akan memberikan dampak positif bagi pemerintahan Prabowo dan meningkatkan keterpilihan program-program nasional. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi adalah menjaga kestabilan koalisi dan soliditas antara Prabowo dan pemerintahan Jokowi hingga tahun 2029. Dominasi KIM juga dianggap dapat mempermudah kerja Prabowo ke depan dengan memungkinkan koordinasi yang lebih efektif antara pusat dan daerah.
Meskipun dominasi KIM di Jawa dianggap akan mendukung kinerja pemerintahan, beberapa analis politik berharap agar hal ini tidak berujung pada sentralisasi kekuasaan dan semua program pemerintah dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, terlepas dari kepala daerah yang terpilih berasal dari KIM atau bukan. Penguasaan KIM di berbagai wilayah Jawa dinilai memiliki dimensi politis yang signifikan dan dapat dijadikan investasi politik untuk Pemilu 2029. Peneliti politik juga menyoroti pentingnya PDI-P merawat elektabilitasnya hingga tahun 2029, terutama setelah kemenangan di Jakarta di Pileg 2024. Jadi, meskipun dominasi KIM tampak menguntungkan bagi pemerintahan, perlu diwaspadai untuk menjaga keseimbangan kekuasaan dan kepercayaan masyarakat.