Industri hulu migas tidak hanya berfokus pada produksi minyak dan gas bumi, tetapi juga memiliki peran penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. SKK Migas Wilayah Sumbagut bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menyelenggarakan Rapat Kerja Kehumasan, Kelembagaan, dan Tanggung Jawab Sosial 2024 di Medan. Rapat ini membahas tema “Multiplier Effect Industri Hulu Migas Sebagai Penguat Strategi Komunikasi dan Dukungan Sosial Bagi Kelancaran Operasi (Social License to Operate)” dengan tujuan memperkuat hubungan harmonis antara industri hulu migas dan masyarakat serta mendukung kelancaran operasi.
Menurut Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, industri hulu migas memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi daerah, mulai dari menciptakan lapangan kerja hingga peningkatan pendapatan daerah. Dalam rapat tersebut, para peserta juga mendapatkan pemahaman tentang konsep-konsep seperti Production Sharing Contract (PSC), Dana Bagi Hasil (DBH) Migas, dan Participating Interest (PI) 10%, yang merupakan elemen penting dalam menghitung multiplier effect. Pentingnya kolaborasi antara SKK Migas, KKKS, dan pemangku kepentingan lainnya juga ditekankan dalam rapat kerja tersebut.
Diharapkan melalui upaya kolaboratif ini, industri hulu migas dapat terus berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Sejumlah KKKS di wilayah Sumbagut turut berpartisipasi dalam agenda tersebut, termasuk PT PHR WK Rokan, Harbour Energy, EMP Energi Gandewa, dan lainnya. Melalui komitmen yang kuat dari semua pihak terkait, diharapkan industri hulu migas dapat terus berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.