Friday, January 24, 2025

“H. Tantawi Jauhari Dilantik...

Penjabat (Pj) Bupati Indragiri Hilir, H. Erisman Yahya, melantik H. Tantawi Jauhari sebagai...

“Prabowo Sambut Hangat di...

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, telah tiba di New Delhi, India pada Kamis malam...

“Cara Mudah Bayar Tilang...

Tilang Elektronik atau ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) telah hadir dengan kamera pengawas...

“Prabowo Subianto Welcomed in...

President Prabowo Subianto from Indonesia was warmly welcomed by Indonesian citizens upon his...
HomePolitik"Para Petahana Tumbang...

“Para Petahana Tumbang di Pikada Serentak 2024: Penemuan & Wawasan”

Para kandidat petahana mengalami kekalahan yang mencolok dalam Pilkada Serentak 2024, menunjukkan tren yang menarik. Hasil hitung cepat menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan petahana kalah jauh dari pasangan calon baru. Selain di level pilgub, fenomena petahana yang kalah juga terlihat di pilkada tingkat pilwalkot dan pilbup.

Contohnya, di Pilgub Bengkulu, pasangan petahana Rohidin Mersyah-Meriani kalah dari pasangan Helmi Hasan-Mian dengan selisih yang cukup signifikan. Rohidin, calon gubernur petahana, terlibat dalam kontroversi sebelum pemungutan suara. Hal serupa terjadi di Pilgub Lampung, di mana pasangan Arinal-Sutono kalah dari pasangan Rahmat-Jihan dengan perolehan suara yang signifikan.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kekalahan petahana di Pilkada Serentak 2024 telah dianalisis oleh sejumlah ahli politik. Salah satunya adalah buruknya kinerja petahana selama kepemimpinannya dan kejenuhan masyarakat terhadap mereka. Selain itu, keberhasilan calon penantang dalam membangun popularitas dan dukungan politik, serta adu strategi yang efektif, juga menjadi faktor kunci dalam kekalahan ini.

Fenomena ini juga dipengaruhi oleh sentimen negatif terhadap petahana, kampanye negatif di media massa dan media sosial, serta mobilisasi pemilih yang kuat oleh calon penantang. Selain itu, preferensi generasi muda yang kritis terhadap pemimpin yang progresif juga berkontribusi dalam kekalahan petahana. Di sisi lain, dukungan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan Prabowo terhadap calon kepala daerah baru memberikan mereka keuntungan dalam hal sumber daya, jaringan, dan mobilisasi massa.

Selain faktor-faktor politik, pandemi Covid-19 juga dianggap sebagai penyebab kekalahan petahana dalam Pilkada Serentak 2024. Kinerja kepala daerah di masa pandemi dinilai tidak optimal, membatasi capaian kinerja petahana. Dukungan dari KIM dan Prabowo terhadap calon kepala daerah juga memberikan keuntungan besar dalam hal akses, sumber daya, dan kampanye yang efektif. Dengan demikian, penentuan kemenangan dalam Pilkada Serentak 2024 dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan dinamis.

Semua Berita

“Jadwal Pelantikan Kepala Daerah Pilkada 2024: Penemuan dan Wawasan”

Pemerintah Indonesia telah menyetujui pelantikan kepala daerah terpilih dari Pilkada Serentak 2024 dilakukan secara bertahap untuk mengakomodasi sengketa hasil pilkada yang masih diproses di Mahkamah Konstitusi. Sebanyak 296 kepala daerah dijadwalkan dilantik pada 6 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo...

“Paradoks Dukungan Publik: Prabowo-Gibran Terungkap”

Seratus hari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) mendapat pujian publik dengan tingkat kepuasan yang mencapai 80,9% menurut survei Litbang Kompas. Survei tersebut melibatkan 1.000 responden dari 38 provinsi dengan tingkat kepercayaan 95%. Tingkat kepuasan tersebut jauh lebih tinggi...

“Revisi Kilat UU Minerba: Racun Tambang Kampus yang Menjanjikan”

Rancangan Undang-Undang (RUU) atas Perubahan Ketiga Undang-undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara sedang dalam pembahasan di Baleg DPR RI. RUU ini membuka peluang bagi perguruan tinggi dan organisasi kemasyarakatan untuk mendapatkan izin mengelola tambang...

Kategori Berita