Calon-calon kepala daerah dari dinasti Ratu Atut Chosiyah mengalami kekalahan di Banten dalam Pilgub Banten. Pasangan Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi (Airin-Ade) kalah dari pasangan Andra Soni dan Dimyati Natakusumah (Andra-Dimyati) meskipun Airin sebelumnya dianggap bakal menang. Andra-Dimyati berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 55,88% dari total suara di 8 kabupaten dan kota di Banten, sementara Airin-Ade hanya meraih 44,12% suara.
Airin merupakan adik ipar dari Ratu Atut, mantan gubernur Banten. Kekuatan politik Ratu Atut yang diwarisi dari ayahnya, Tubagus Chasan Sochib, tetap kuat hingga era Reformasi. Namun, di berbagai pemilihan di Banten, calon-calon dari dinasti Ratu Atut mengalami kekalahan yang memalukan. Pilar Saga Ichsan, satu-satunya kerabat Ratu Atut yang berhasil memenangkan pilkada di Banten, saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Para analis politik melihat bahwa kekalahan kandidat-kandidat dari dinasti Ratu Atut bisa membawa perubahan signifikan di Banten, dengan adanya fragmentasi kekuasaan dan pergeseran preferensi pemilih. Kemenangan Andra-Dimyati merupakan bagian dari dampak konstelasi politik nasional. Jika Andra Soni mampu memuaskan aspirasi warga Banten selama masa jabatannya, maka dinasti Ratu Atut mungkin akan kehilangan pengaruhnya.
Meskipun demikian, dinasti Ratu Atut masih memiliki peluang untuk kembali mendominasi Banten jika kinerja penguasa baru tidak lebih baik. Kedua dinasti yang kini berkuasa, Jayabaya dan Natakusumah, harus tetap mewaspadai potensi bangkitnya dinasti politik lainnya. Analis politik meyakini bahwa realitas politik masyarakat masih terbuka untuk adanya dinasti politik, selama mereka belum sepenuhnya memprioritaskan kompetensi dan rasionalitas dalam politik mereka.