Konflik antara PDI-Perjuangan dengan mantan kadernya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) telah mencapai titik kritis dengan pemecatan resmi Jokowi bersama 27 kader lainnya dari partai tersebut. PDI-P sebelumnya tidak pernah tegas dalam mengatasi status Jokowi di partai. Konflik ini mencuat menjelang Pilpres 2024 ketika Jokowi memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, bukan pasangan yang diusung oleh PDI-P.
Pemecatan Jokowi telah direncanakan secara matang oleh PDI-P, terutama setelah Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden. Meskipun demikian, Jokowi masih memiliki pengaruh dalam KPK dan bisa menggunakan kasus Harun Masiku sebagai senjata balik. Masiku, yang telah buron selama lebih dari empat tahun, terlibat dalam kasus suap PAW di DPR yang disinyalir melibatkan Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI-P.
Selain melalui kasus hukum, Jokowi juga diyakini sedang merencanakan upaya untuk melemahkan PDI-P dengan mengusulkan pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD, yang kemungkinan akan menguntungkan calon dari Koalisi Indonesia Maju. Meskipun serangan dari Jokowi terhadap PDI-P dapat dianggap sebagai tindakan balasan, namun kenyataannya hubungan antara Jokowi dan Prabowo terlihat mulai merenggang.
Reaksi dari berbagai pihak terhadap pemecatan Jokowi dari PDI-P beragam. Ada yang melihatnya sebagai langkah yang menguntungkan Prabowo dalam membangun kembali hubungan politiknya dengan PDI-P, terutama dengan Megawati. Namun, ada juga yang skeptis terhadap kasus Harun Masiku yang dianggap hanya sebagai alat politik semata oleh aparat penegak hukum. Selain itu, ada indikasi bahwa KPK juga terlibat dalam dramatisasi kasus ini untuk meningkatkan citra kepengurusan yang baru, meski prioritas sebenarnya masih diperdebatkan.
Dengan semua dinamika tersebut, jalannya rekonsiliasi politik antara Prabowo dan PDI-P mungkin akan mengalami hambatan, terutama jika kasus Harun Masiku terus menjadi isu yang belum terselesaikan. Meski begitu, harapan untuk penangkapan Masiku dalam waktu dekat tampaknya sulit terwujud mengingat potensi skandal yang melibatkan berbagai pihak terkait. Sehingga, perbaikan hubungan antara Prabowo dan PDI-P masih dalam bayangan, dengan semua pihak menunggu perkembangan selanjutnya.