Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) baru-baru ini mengumumkan pemecatan 27 kadernya karena dinilai melanggar etika dan melakukan pelanggaran serius.
Di antara yang dipecat termasuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Gubernur terpilih Bobby Nasution. Pemecatan mereka didasari pada Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh PDI-P.
Beberapa politikus terkemuka seperti Maruarar Sirait, Budiman Sudjatmiko, dan Effendi Simbolon juga ditendang karena dianggap berkhianat. Keputusan PDI-P ini mendapat perhatian dari analis politik, Bakir Ihsan, yang mengatakan bahwa ini bisa berdampak pada elektabilitas partai Namun, pemecatan juga bisa meningkatkan citra partai di mata publik sebagai bentuk keseriusan dalam menegakkan ideologi mereka.
Bakir juga menyoroti perlunya regenerasi tokoh di PDI-P agar partai tidak bergantung pada satu figur sentral seperti Megawati Soekarnoputri. Menyikapi pemerintahan Prabowo-Gibran, PDI-P disarankan fokus pada langkah-langkah konkret ke depan sebagai oposisi yang kritis dan memperkuat loyalitas konstituen.
Selain itu, Darmawan Purba dari ADIPSI juga berpendapat bahwa pemecatan kader populer berisiko merugikan elektabilitas PDI-P, namun bisa menjadi langkah penting dalam memperkuat dasar partai jangka panjang. Ia juga menyarankan agar PDI-P menghadirkan tokoh-tokoh potensial sebagai pengganti untuk menjaga kepentingan rakyat.
Secara keseluruhan, PDI-P diharapkan untuk terus mengembangkan strategi dan regenerasi tokoh agar tetap relevan dan kuat dalam menghadapi dinamika politik di masa depan.