Ketua Umum PDI-Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri berulang kali menyebut nama Presiden Prabowo Subianto saat berpidato dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) PDI-P ke-52 di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Pada kesempatan tersebut, Mega memberikan ucapan terima kasih kepada Prabowo Subianto atas responsnya terhadap pimpinan MPR terkait pemulihan nama baik dan hak-hak Bung Karno sebagai Presiden RI pertama. Tap MPRS tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno dicabut MPR beberapa bulan yang lalu, dimana dalam ketentuan tersebut, Sukarno dianggap berkhianat terhadap negara dan dicopot dari jabatannya sebagai presiden.
Mega menegaskan bahwa tidak ada musuhan antara dirinya dan Prabowo, meskipun Prabowo merupakan Ketua Umum Partai Gerindra. Hubungan baik mereka sudah terjalin lama, dan Mega menyinggung pentingnya saling mendukung sebagai sesama pemimpin partai. Analis politik menilai bahwa pernyataan Mega yang memuji Prabowo dan menepis adanya permusuhan merupakan langkah rekonsiliasi yang penting. Mega juga menyinggung kasus hukum Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang merupakan tersangka dalam kasus suap, dan berharap Prabowo dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam pidatonya, Mega juga mengingatkan kader-kader PDI-P agar tidak terganggu dengan persoalan hukum, dan terbuka untuk bekerja sama dengan Prabowo dan parpol koalisi pendukung pemerintahan. Relasi antara Mega dan Prabowo dilihat sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kedudukan politik Jokowi. Banyak analis politik berpendapat bahwa semakin mesranya hubungan antara Mega dan Prabowo, semakin besar kemungkinan terjadinya kerjasama politik antara PDI-P dan pemerintah. Selain itu, rekonsiliasi antara keduanya juga dapat membawa perubahan dalam dinamika politik dan aliansi yang dapat mempengaruhi pengaruh politik Jokowi di pemerintahan.