Selama seratus hari pemerintahannya, kinerja Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) mendapat sorotan negatif dari survei Center of Economic and Law Studies (Celios). Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran hanya meraih angka 5 dari rentang skala 0-10. Banyak menteri, termasuk Natalius Pigai, Budi Arie Setiadi, Bahlil Lahadalia, Raja Juli Antoni, dan Yandri Susanto juga dinilai memiliki kinerja buruk oleh panelis. Di sisi lain, Gibran, yang juga menjabat sebagai Wapres, mendapat angka 3 dari 10 pada penilaian survei itu.
Saat survei ini menggunakan praktisi dan pakar sebagai responden, sebanyak 95 jurnalis dari 44 lembaga pers kredibel terlibat. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja tim ekonomi Prabowo-Gibran juga dianggap buruk, dengan beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan hasil kurang memuaskan. Penekanan juga diberikan pada kinerja menteri di bidang hukum dan HAM, yang dinilai belum optimal.
Pada survei yang berbeda yang dilakukan oleh Litbang Kompas, mayoritas masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Prabowo-Gibran. Meskipun demikian, sejumlah pakar menyarankan agar penilaian terhadap kinerja pemerintah tidak hanya berdasarkan survei persepsi, tetapi juga menggunakan parameter objektif seperti indikator ekonomi, sosial, dan politik yang lebih terukur. Achmad Nur Hidayat, seorang ekonom, juga menyoroti perlunya evaluasi kinerja dengan data yang lebih konkret dan terukur.
Analisis ahli sebagai dasar survei untuk mengukur kinerja pemerintah juga dianggap sebagai alternatif yang lebih objektif, terutama dalam kasus pemerintahan Prabowo-Gibran. Dengan berbagai penilaian yang dihasilkan oleh para ahli dan jurnalis independen, diharapkan hasil survei dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kinerja pemerintah. Masing-masing rekomendasi dan penilaian dari para pakar, ahli, dan jurnalis ini diharapkan dapat membantu pemerintahan Prabowo-Gibran dalam meningkatkan kinerja dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.