Sinyal reshuffle di jajaran menteri Kabinet Merah Putih semakin menguat dengan peringatan Presiden Prabowo Subianto kepada menteri yang kinerjanya buruk. Kekecewaan Presiden ini diungkapkan dalam perayaan hari lahir Nahdlatul Ulama ke-102 di Istora, Senayan, Jakarta. Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa para menteri yang tidak bekerja baik akan dicopot tanpa ragu.
Analis politik, Bakir Ihsan, menduga bahwa Prabowo tergerak oleh kebijakan kontroversial dari beberapa menteri. Kasus seperti penghapusan penjualan LGP 3 kilogram oleh Menteri ESDM dan polemik seputar pagar laut di Tangerang menimbulkan kerumitan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. Bakir juga menyoroti bahwa pembantuan dari para menteri belum optimal dan tidak selaras dengan instruksi efisiensi anggaran yang diinginkan oleh Presiden.
Dalam pidatonya di hari jadi NU, Prabowo memberikan sinyal kuat tentang kemungkinan reshuffle di Kabinet Merah Putih. Spekulasi pun berkembang bahwa Menteri ESDM dan Menteri KP bisa tergusur dari jabatannya. Sinyal reshuffle ini tidak hanya sebagai respons terhadap kasus-kasus yang membuat gaduh, tetapi juga sebagai simbol kemungkinan berakhirnya kolaborasi antara Prabowo dan Jokowi. Elite partai seperti Gerindra dan PDI-P juga tengah merancang pertemuan, dengan rumor kuat bahwa PDI-P akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Selain itu, spekulasi juga muncul bahwa ada kemungkinan pembersihan orang-orang yang terkait dengan Jokowi dalam kabinet. Tujuannya, agar Prabowo dapat menjalankan kepemimpinannya tanpa terpengaruh oleh bayang-bayang Jokowi.