Monday, March 24, 2025

Tips Penting Rencana Mudik:...

Meningkatnya jumlah pemudik yang mencapai lebih dari 146 juta orang untuk tahun ini,...

Baznas Bengkalis Salurkan Bantuan...

Bupati Bengkalis, Kasmarni, bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bengkalis telah menyalurkan...

Jadwal Mobil SIM Keliling...

Hari ini, Senin 24 Maret 2025, adalah jadwal mobil SIM Keliling di berbagai...

Reformasi Intelijen Indonesia: Menyesuaikan...

Reformasi Intelijen Indonesia memerlukan penguatan pengelolaan SDM yang kompeten dan pengawasan yang lebih transparan agar intelijen dapat lebih efektif dalam menjaga keamanan nasional.
HomePolitikBoikot Retret Kepala...

Boikot Retret Kepala Daerah: Potensi Mengejutkan

Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memerintahkan kader-kader PDI-P yang baru saja dilantik sebagai kepala daerah untuk tidak mengikuti kegiatan retreat kepala daerah terpilih di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Instruksi tersebut tertuang dalam surat nomor 7294/IN/DPP/II/2025 yang diterbitkan pada Kamis (20/2).

Menurut juru bicara PDI-P, Guntur Romli, surat instruksi tersebut dibagikan melalui aplikasi WhatsApp (WA) dalam bentuk dokumen elektronik setelah Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pergantian antar waktu (PAW) Harun Masiku sejak Desember 2024.

Sebanyak 112 kepala daerah dan 80 wakil kepala daerah dari PDI-P berhasil memenangkan Pilkada Serentak 2024, termasuk di antaranya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung-Rano Karno serta Gubernur Bali dan Wakil Gubernur Bali I Wayan Koster-I Nyoman Giri.

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak, menilai instruksi Megawati sebagai langkah untuk menjaga soliditas kader. Surat instruksi tersebut juga merupakan upaya PDI-P untuk memastikan loyalitas kader di tengah situasi politik yang kompleks.

Zaki menyatakan bahwa instruksi tersebut juga menjadi langkah internal PDI-P untuk melindungi partai. Isu tentang kepemimpinan Megawati yang digoyang oleh beberapa kasus hukum yang melibatkan kader PDI-P, termasuk putrinya, Puan Maharani, telah menjadi sorotan.

Ia menambahkan bahwa ketegangan politik pasca Pilpres 2024, di mana Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, mundur dari jabatannya, menciptakan dinamika yang berpotensi mempengaruhi hubungan antara parpol. Terlebih lagi, situasi tersebut menciptakan spekulasi mengenai hubungan antara Megawati dengan Prabowo.

Semua Berita

Prabowo Berperan Sebagai ‘Pemadam Kebakaran’ Terhadap Kebijakan Menteri

Setelah mendapat banyak protes dari masyarakat, pemerintah mengubah kebijakan terkait penundaan pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) dan Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) hasil seleksi 2024. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) harus diangkat paling lambat bulan Juni...

Alasan Publik Menolak Penambahan Pos Sipil untuk TNI

Pemerintah dan DPR RI sedang mengkaji revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI). Revisi ini mencakup perpanjangan masa pensiun personel TNI serta penambahan lima jabatan sipil yang dapat diisi oleh prajurit aktif TNI tanpa...

Para Wamen Langgar Putusan MK: Analisis dan Implikasi

Para wakil menteri (wamen) yang juga menjabat sebagai pimpinan badan usaha milik negara (BUMN) dan lembaga negara lainnya seharusnya mundur dari jabatan ganda tersebut. Menurut Direktur Pusat Studi Konstitusi, Demokrasi, dan Masyarakat (SIDEKA) Fakultas Syariah UIN Samarinda, Suwardi Sagama,...

Kategori Berita