Gerakan Rakyat resmi dideklarasikan sebagai salah satu organisasi masyarakat baru (ormas) di Indonesia. Acara deklarasi tersebut dihelat di kawasan Jakarta Selatan dan dihadiri oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Keberadaan Gerakan Rakyat ini memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan Anies menggunakan ormas ini sebagai sarana politik untuk Pilpres 2029. Meskipun Anies sebelumnya menyatakan niatnya untuk mendirikan partai politik baru setelah Pilpres 2029, ketua umum Gerakan Rakyat, Sahrin Hamid, membantah spekulasi tersebut. Menurutnya, fokus saat ini masih pada konsolidasi Gerakan Rakyat sebagai organisasi kemasyarakatan.
Anies sendiri menegaskan bahwa Gerakan Rakyat hanya merupakan wadah untuk kelompok relawan yang telah mendukungnya. Dia menyatakan bahwa belum memikirkan Pilpres 2029 dan akan terus melakukan kegiatan sosial dan pendidikan. Namun, analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan, merasa bahwa Gerakan Rakyat bisa menjadi upaya Anies untuk mempertahankan elektabilitasnya hingga Pilpres 2029, terutama dengan keputusan Gerindra yang akan kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai kandidat.
Dalam pandangan Bakir, Gerakan Rakyat memiliki potensi untuk menjadi partai politik, terutama dengan waktu yang tersedia sebelum Pilpres 2029. Analis politik dari UIN Walisongo, Kholidul Adib, juga melihat Gerakan Rakyat sebagai awal dari kemungkinan Anies untuk maju dalam Pilpres 2029. Dengan pengalaman Anies yang sebelumnya batal menjadi kandidat di Pilgub DKI 2024, Kholidul menekankan pentingnya Anies menyiapkan kendaraan politiknya sejak dini untuk memastikan kesuksesan di masa mendatang. Semua ini merupakan refleksi dari dinamika politik dalam rangkaian persiapan jelang Pilpres 2029 di Indonesia.