Orang tua seorang anak perempuan autis korban kekerasan seksual menuntut hukuman yang setimpal bagi pelaku yang diduga merupakan salah satu gurunya di sekolah berkebutuhan khusus di Tangsel. Ibunya, yang enggan disebutkan identitasnya, telah melaporkan kejadian ini ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan. Dia berharap agar pelaku mendapat sanksi yang sesuai dan pihak sekolah lebih memperhatikan perilaku oknum guru. Sang ibu masih menunggu tindak lanjut dari Polres Tangsel untuk mengungkap pelakunya.
Kejadiannya bermula ketika anaknya pulang dari sekolah dengan wajah murung, memegang dadanya, dan mengungkapkan kejadian yang dialaminya. Sang ibu kemudian menghubungi pihak sekolah setelah putrinya kembali melakukan perilaku serupa pada minggu berikutnya. Kejadian ini dilaporkan ke Polres Tangsel pada Maret 2025 dan membutuhkan bantuan ahli psikolog dan terapis karena keterbatasan daya ingat anak tersebut. Autism Center juga turut membantu menyelidiki kasus pelecehan ini.
Kondisi autisme sang anak membuat proses pembuktian peristiwa ini menjadi rumit dan membutuhkan pemahaman yang dalam. Meskipun memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, anak tersebut telah menunjukkan prestasi dalam berbagai kegiatan artistik. Harapannya, kasus ini dapat segera diselesaikan dengan bantuan terapi dan bantuan ahli untuk mengungkap kebenaran.