Saturday, October 5, 2024

Survey: 73.3% Masyarakat Mendukung...

Jakarta — A recent survey conducted by Indikator between September 22 and 29,...

5 Brand yang Tetap...

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 12:26 WIB Jakarta, VIVA - Pasar otomotif Indonesia selama...

PPID Kampar Meminta Tambahan...

KAMPAR, Nusaperdana.com - Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Kampar meminta perpanjangan...

Agus Joko Pramono Resmi...

Pengucapan Sumpah Jabatan oleh Agus Joko Pramono Jakarta, Rabu (1 Agustus 2018) – Anggota...
HomePolitikMimbar publik di...

Mimbar publik di ujung era Jokowi menghadapi ancaman pemberangusan

Kasus-kasus pembubaran acara diskusi dan aksi protes melalui intimidasi dan kekerasan oleh “orang-orang tak dikenal” semakin meningkat. Baru-baru ini, sekelompok orang membubarkan acara diskusi dengan tema “Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional” di salah satu hotel di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Diskusi yang diadakan pada akhir September tersebut dimaksudkan sebagai forum silaturahmi dan berbagi pemikiran tentang kondisi kebangsaan dan kenegaraan menjelang pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Namun, diskusi yang dihadiri oleh tokoh-tokoh dari berbagai bidang itu dibatalkan karena intimidasi dari sekelompok preman.

Dalam sebuah siaran di Youtube, pakar hukum tata negara Refly Harun –yang juga merupakan salah satu peserta diskusi– mengungkapkan kronologi pembubaran paksa acara diskusi tersebut. Refly menyoroti kehadiran “kepala preman” berambut kuncir yang memimpin operasi pembubaran diskusi tersebut.

Tanpa merinci, Refly menyebutkan bahwa si kepala preman tersebut pernah muncul dalam acara politik sebuah partai politik. Ketika membubarkan acara diskusi tersebut, sang kepala preman mengaku mendapat perintah dari atasan.

Polisi telah menetapkan dua orang tersangka berinisial FEK dan GW dalam kasus pembubaran paksa acara diskusi tersebut. Mereka dijerat dengan pasal berlapis terkait pengeroyokan, pengrusakan, dan penganiayaan.

Intimidasi serupa juga dialami oleh peserta aksi unjuk rasa Global Climate Strike atau Jeda Iklim di Taman Menteng, Jakarta Pusat pada 27 September 2024. Berbagai intimidasi dimulai sejak persiapan aksi damai tersebut.

Diskusi yang digelar oleh aktivis Indonesia Corruption Watch (Watch) dengan tema “Marah-Marah kepada Private Jet dan Fufufafa” juga dibatalkan oleh manajemen kafe Kala di Kalijaga, Blok M, Jakarta Selatan. Manajemen kafe alasan pembatalan diskusi itu karena tidak ada izin yang diperlukan dan rawan gangguan keamanan.

Muhammad Isnur dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menduga adanya kerja sama antara aparat keamanan dan kelompok preman dalam pembubaran diskusi-diskusi yang kritis terhadap pemerintah. Pola pemberangusan kebebasan sipil dengan menggunakan preman atau kelompok paramiliter dinilai berbahaya.

Rakhmat Hidayat, seorang sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta, menyatakan bahwa upaya negara dalam pembungkaman masyarakat sipil sudah terasa intens selama dua tahun terakhir. Ia yakin situasinya akan semakin buruk di era pemerintahan Prabowo Subianto.

Source link

Semua Berita

Mengawasi Penyalahgunaan Bantuan Sosial dalam Pilkada Serentak 2024

Sebagaimana yang terjadi pada Pilpres 2024, bantuan sosial (bansos) masih rawan digunakan untuk memengaruhi preferensi politik publik di Pilkada Serentak 2024. Meskipun direkomendasikan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), sampai saat ini belum ada regulasi yang melarang distribusi bansos menjelang pemilu. Peneliti...

Tangan Jokowi Terdapat dalam Daftar Nama 10 Calon Pimpinan KPK

Panitia Seleksi (Pansel) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengumumkan sepuluh nama calon pimpinan (capim) dan calon anggota Dewan Pengawas KPK yang lolos seleksi wawancara dan tes kesehatan. Nama-nama tersebut telah diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pangkalan Udara...

Aroma “bancakan” kursi pimpinan komisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR RI berencana menambah jumlah komisi di gedung tersebut. Wacana tersebut muncul karena akan ada penambahan kementerian dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, pertama kali mengungkapkan wacana tersebut sebelum pelantikan anggota DPR...

Kategori Berita