Rabu, 1 November 2023 – 22:19 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan Focus Group Discussion dengan tema “Kebijakan Paralel: Membentuk Berita dan Peran Jurnalisme dalam Menanggapi Transformasi Digital” dalam mendukung diplomasi Indonesia dengan Amerika Latin.
Kepala Badan Pengembangan SDM Hary Budiarto dalam sambutannya mengatakan bahwa industri media mengalami transformasi yang dinamis yang didorong oleh inovasi teknologi. “Batasan jurnalisme saat ini dipengaruhi oleh pelaku media baru dengan kemudahan akses teknologi,” ujar Hary Budiarto.
Terlepas dari dinamika teknologi yang mengganggu industri media, Hary menyatakan bahwa teknologi juga mempermudah jurnalis untuk memainkan peran yang lebih strategis dalam mengembalikan jurnalisme publik yang dapat dipercaya berdasarkan standar etika dan profesionalisme yang tinggi.
Selain beradaptasi dengan inovasi digital, Hary menyebutkan bahwa industri media secara global juga tertekan dengan perubahan tren iklan digital dan pola distribusi konten. “Sehingga, menciptakan ekosistem yang adil dan seimbang bagi industri media di era digital menjadi sangat penting dalam menjaga keberlanjutan media,” ujarnya.
Hary mengungkapkan bahwa FGD kali ini merupakan kolaborasi antara Kominfo dan Kementerian Luar Negeri untuk mempertemukan jurnalis perwakilan dari tiga negara Amerika Latin yaitu Brasil, Chili, dan Panama dengan perwakilan jurnalis Indonesia, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Program Kunjungan Jurnalis FEALAC 2023.
Jessica Maes, jurnalis surat kabar Folha de Sao Paulo Brasil, mengatakan bahwa saat ini industri media sedang menghadapi tantangan baru dengan adanya transformasi digital ini. “Setiap hal baru datang, pasti menimbulkan masalah baru untuk kita. Dimulai dari munculnya radio, kemudian TV, dan sekarang internet. Namun yang lebih penting adalah bagaimana media beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang diberikan,” ujarnya.
Eduardo Olivares, redaktur surat kabar tertua berbahasa Spanyol di Chili, mengungkapkan bahwa transformasi terus menjadi agenda bagi El Mercurio sebagai surat kabar berusia 200 tahun karena kemajuan teknologi dipandang sebagai alat untuk mendorong perbaikan. “Saya ketika bekerja hanya memikirkan nilai, tidak pernah memikirkan skema bisnis. Ini yang perlu diubah, agar ada keseimbangan antara nilai berita dengan model bisnis,” kata Eduardo.
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia, Wahyu Dhyatmika, mengatakan bahwa kunci mengelola transformasi digital ini adalah dengan memperhatikan aspek suplai dan permintaan. “Ada tiga area yang perlu diperhatikan, yaitu produksi, konsumsi, dan distribusi pemberitaan di era transformasi digital ini. Industri media harus memperhatikan untuk memenuhi suplai dan permintaan di masyarakat, tetapi tetap memperhatikan akurasi pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat,” katanya.
Dari segi distribusi, diperlukan kebijakan untuk meningkatkan posisi tawar media dalam negosiasi imbal hasil dari konten yang dihasilkan dan didistribusikan di platform digital. “Ini adalah kebijakan yang sudah dirumuskan bersama antara komunitas pers dengan Pemerintah di Indonesia, dan menunggu pengesahannya,” pungkasnya.
Forum for the East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) merupakan forum kerjasama multilateral regional yang bertujuan untuk mempromosikan saling pengertian, dialog, dan kerjasama antara Kawasan Asia Timur dan Amerika Latin. FEALAC terdiri dari 36 negara anggota, yaitu 16 negara Asia Timur termasuk negara ASEAN, dan 20 negara Amerika Latin. Dalam kunjungannya ke Indonesia, perwakilan jurnalis Amerika Latin difasilitasi untuk bertemu dan berdiskusi dengan jurnalis di Indonesia, serta melihat landmark bersejarah kota Jakarta.
“Kami berharap melalui pertemuan ini, kita semua dapat belajar, memberikan ide, pemikiran, dan pengalaman sebagai patokan untuk masa depan jurnalisme di era digital,” ujar Hary.