Saturday, October 5, 2024

Polres Inhil Berhasil Diamankan...

Sat Resmob Polres Inhil berhasil mengamankan seorang pelaku penikaman yang terjadi di Tembilahan...

Uang Pecahan 10 Ribu...

Uang pecahan 10 ribu emisi 2005 merupakan salah satu jenis uang kertas yang...

Leganes: Menjelajahi Kota Bersejarah...

Leganes, sebuah kota yang terletak di komunitas Madrid, Spanyol, memiliki sejarah panjang dan...

Nike Ardilla: Legenda Musik...

Nike Ardilla, nama yang tak asing di telinga para pecinta musik Indonesia. ...
HomeBeritaRI Perlu Mendorong...

RI Perlu Mendorong Konsep Poros Maritim Dunia untuk Mengikuti Dinamika Geopolitik yang Terus Berkembang

Kamis, 26 Oktober 2023 – 21:46 WIB

Jakarta – Rivalitas negara adidaya yang tak mereda berimbas terhadap instabilitas global. Kondisi itu dikhawatirkan menghambat laju pembangunan internasional yang saat ini masih dalam pemulihan pasca Pandemi COVID-19.

Demikian isu itu dibahas dalam Seminar bertema ‘Rivalitas Strategis dan Dinamika Geopolitik’ yang digelar Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) berkolaborasi bersama dengan Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Mulawarman (Unmul).

Analis Politik dan Keamanan LAB 45 Omar Farizi W menyampaikan kondisi persoalan global saat ini ditambah konflik terbuka di belahan dunia seperti perang Rusia-Ukraina, Palestina-Israel, hingga Konflik Laut Tiongkok Selatan). Menurut dia, RI sebagai selaku salah satu negara besar di Indo-Pasifik, harus memainkan perannya sebagai stabilisator dari perkembangan geopolitik yang dinamis.

Dia menyebut kondisi itu diperburuk dengan konstelasi poros global yang multipolar. Kata Omar, hal itu memiliki kerentanan yang menuai friksi berujung konflik dalam proses pergeseran tatanan dunia baru.

Menurut dia, untuk menghadapi dan mengamankan kepentingan nasional RI, maka perlu dilakukan beberapa hal. Pertama, ia menyebut perlu meningkatkan kapasitas-pengaruh Indonesia agar dapat memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi RI sebagai stabilisator kawasan berdasarkan prinsip politik luar negeri bebas-aktif.

“Mengedepankan penegakan dan pembentukan norma-hukum internasional khususnya yang mendukung poros maritim dunia. Dan, ketiga menguatkan inisiatif pengaturan kawasan yang solid, konsisten, dan berorientasi kerja sama multilateral dalam menengarai perselisihan geopolitik,” kata Omar, dalam keterangannya, Kamis, 26 Oktober 2023.

Pun, dia menyebut yang keempat adalah memantapkan relasi bilateral RI dengan kelompok negara yang sepemahaman dan seperjuangan seperti ASEAN.

Sementara itu, dosen Hubungan Internasional UNPAR Adrianus Harsawaskita menjelaskan rivalitas strategis dalam tatanan geopolitik mengharuskan RI bisa berkontribusi aktif dengan menjaga hubungan yang strategis dengan negara adidaya.

Bagi dia, RI punya peluang untuk bertindak aktif dengan mendorong kerja sama pada kedua negara adidaya yaitu Amerika Serikat dan Cina untuk bisa menciptakan kebijakan luar negeri bebas-aktif yang pragmatis.

“Hal ini dikarenakan dinamika geopolitik semakin berkembang dan tidak hanya dapat dipandang sebagai sebuah hubungan kawasan dan perlu dibingkai ulang sebagai perebutan ruang dalam konteks global,” jelas Adrianus.

Adapun, Dosen Hubungan Internasional UNMUL Uni W Sagena menuturkan peran negara harus menjadi fokus utama dalam dinamika geopolitik yang semakin berkembang. Menurut dia, hal itu seperti persaingan strategis terkait perebutan sumber daya misalnya energi.

Lebih lanjut, dia menyoroti meningkatnya kompleksitas dinamika geopolitik ini disebabkan oleh pergeseran tren energi dunia dari Utara ke Selatan. Dia menyebut pergeseran ini mengakibatkan peningkatan intensitas interaksi antara berbagai negara. Imbasnya hal itu mendorong terbentuknya aliansi dan rivalitas di antara negara dan kawasan.

“Perebutan sumber daya oleh negara-negara adidaya menjadi pendorong utama dalam upaya perluasan pengaruh mereka di berbagai kawasan,” tuturnya.

Maka itu, menurut dia ada hikmah pembelajaran dari rivalitas negara adidaya. Pembelajaran itu akan menjadi tantangan bagi RI di masa mendatang.

“Terutama dalam konteks pembangunan IKN yang memiliki potensi ancaman dari ALKI 2,” lanjut Uni.

“Oleh karena itu, penting bagi Indonesia kembali mendorong gagasan poros maritim dunia dan meningkatkan kemandiriannya dalam menanggapi dinamika geopolitik yang terus berkembang,” jelas Uni.

Semua Berita

Polres Inhil Berhasil Diamankan Seorang Pelaku Penikaman

Sat Resmob Polres Inhil berhasil mengamankan seorang pelaku penikaman yang terjadi di Tembilahan Kota, Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Peristiwa ini terjadi antara pemuda pada Jumat malam (4/10/2024) di Jalan Kapten Mukhtar Tembilahan. Akibat penikaman tersebut, 2 orang...

Arsenal vs Southampton: Duel Sengit Dua Tim Premier League

Arsenal vs Southampton - Pertandingan antara Arsenal dan Southampton selalu menjadi laga yang menarik dan penuh persaingan. Kedua tim ini memiliki sejarah panjang di Premier League, dengan masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Dalam pertandingan yang akan...

Kodim 0322 Siak Siap Memantau Pemilihan Pemimpin Nasional

Nusaperdana.com, Siak - Upacara Peringatan HUT TNI ke-79 Tahun 2024 berlangsung pada Sabtu, 5 Oktober 2024, pukul 08.40 WIB di Lapangan Upacara Makodim 0322/Siak. Dengan tema "TNI MODERN BERSAMA RAKYAT SIAP MENGAWAL SUKSESI KEPEMIMPINAN NASIONAL UNTUK INDONESIA MAJU," acara...

Kategori Berita