Thursday, November 7, 2024

Solusi Mengatasi Polusi Udara...

Solusi untuk mengatasi masalah polusi udara di daerah perkotaan - Udara kotor...

Strategi Konservasi Air Tanah...

Kekeringan, ancaman serius yang mengintai daerah-daerah rawan, mengancam kehidupan manusia dan lingkungan. Di...

Arista Montana Farm, Tempat...

Arista Montana Farm, tempat wisata yang paling recommended - Ingin merasakan liburan...

Pengembangan Program Promosi dan...

Pengembangan Program Promosi dan Pemasaran Paseban menjadi langkah krusial untuk meningkatkan popularitas dan...
HomePolitikSketsa pergantian setelah...

Sketsa pergantian setelah Jokowi mundur

Sukron berpendapat bahwa ketiadaan oposisi yang kuat di masa pemerintahan mendatang dapat berbahaya bagi demokrasi Indonesia. Terlebih lagi, Jokowi terlihat semakin mengarah sebagai pemimpin otoriter, seperti memberikan dukungan kepada Gibran untuk melanjutkan pemerintahan.

“Saya berharap PDI-P, yang akan menguasai parlemen, seharusnya menjadi bagian dari oposisi bersama dengan partai-partai yang mendukung Anies-Muhaimin. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan agar demokrasi bisa berjalan dengan maksimal,” ujar Sukron.

Kehadiran oposisi yang kuat penting untuk memastikan bahwa legislasi yang kontroversial tidak akan disahkan di parlemen. Sukron mencontohkan perubahan UU KPK dan UU Cipta Kerja yang lancar disahkan pada periode kedua pemerintahan Jokowi karena hanya ada PKS sebagai oposisi di DPR.

“Dalam demokrasi, oposisi adalah hal yang penting untuk keseimbangan. Jika ada oposisi, maka demokrasi akan lebih stabil,” tambah Sukron.

Guru besar ilmu politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan, mengatakan bahwa tidak semua partai politik yang kalah dalam Pilpres 2024 akan menjadi oposisi. Ia berharap bahwa partai-partai yang memilih untuk menjadi oposisi tidak sembarangan dalam menentang program dari Prabowo-Gibran. Perlu adanya kesepakatan di antara semua partai politik mengenai arah pembangunan Indonesia setelah Jokowi lengser.

Menurut Cecep, perlu adanya oposisi yang kuat di pemerintahan agar fungsi pengawasan, anggaran, dan legislasi bisa berjalan dengan optimal tanpa adanya pengaruh pemerintah.

“Oposisi harus bersifat objektif. Program-program pemerintah yang baik harus diakui sebagai baik dan yang buruk harus dikritik,” ujar Cecep.

Source link

Semua Berita

Apa Tugas dan Peran Badan Pemeriksa Keuangan dalam Menjaga Transparansi Negara?

Apa tugas dan peran Badan Pemeriksa Keuangan - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga independen yang memiliki peran vital dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Sebagai "pengawal" keuangan negara, BPK memiliki tugas dan fungsi yang...

Signifikansi ospek militeristik dalam kabinet Prabowo di Lembah Tidar

Kegiatan "ospek" para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih resmi dibuka di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10). Menggunakan pesawat Hercules, para menteri dan wakil menteri diberangkatkan dari Halim Perdana Kusuma, Jakarta, sehari sebelumnya. "Banyak sesi-sesi penting...

Mobilisasi Kepala Desa yang Meningkat di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah…

Aroma kecurangan mulai tercium di Pilgub Jawa Tengah 2024. Baru-baru ini, Paguyuban Kepala Desa (PKD) Kabupaten Pemalang diduga dirombaki untuk mengarahkan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (Luthfi-Taj) dalam sebuah pertemuan di Hotel Grand...

Kategori Berita