Nusaperdana.com, Tembilahan – Sudarmono (35) terbaring lemah di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada (PH) Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, Selasa (27/8) siang.
Sudarmono mengeluh sesak nafas dan nyeri hebat di kepala akibat benturan yang menyebabkan luka dalam.
Menurut dokter jaga IGD RSUD PH Tembilahan, pasien mengalami sesak nafas akibat diinjak oleh orang tak dikenal (OTK).
“Sudah kami periksa (Sudarmono), dari rontgen tidak ada patah tulang, namun ia mengeluh sakit kepala karena benturan,” kata dr. Merina Andini.
Sudarmono, anggota Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul Desa Sekayan, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Inhil, diduga menjadi korban kekerasan di pos lahan perkebunan sawit.
Selain Sudarmono, 3 rekannya di pos juga menjadi korban penganiayaan oleh OTK pada Senin (26/8) malam. Ketiga rekannya yaitu adik Sudarmono, Ronal (29), Yusri Azhar Hasibuan (52) dan anaknya Didik Supriadi Hasibuan (20).
Sudarmono mengalami kondisi paling parah, sehingga harus diobservasi dan dipindahkan ke ruang rawat inap.
“Korban dipukul dengan besi sawit di kepala. Sekarang sedang diobservasi karena luka pada kepala,” ujar dr. Merina.
Ronal juga mengaku dipukul dengan besi di pipi kanan dan mengalami lecet di pipi kiri.
Selain itu, Didik Supriadi Hasibuan mengeluh nyeri pada hidung akibat benturan yang menyebabkan pembuluh darah di hidungnya pecah dan bengkak.
Yusri Azhar Hasibuan mengeluh goresan di pipi kanan karena benda tajam.
Menurut Ronal, sebelum kejadian nefast, mereka sedang menjaga sawit di pos perkebunan, namun diserang oleh OTK berpakaian preman yang mengaku sebagai aparat TNI.
Mereka diserang sekitar 30 orang tanpa diketahui permasalahannya dan langsung dipukuli.
Yusri mendapat perlakuan buruk dengan dipukuli di pos tanpa baju dan diikat. Mereka kemudian dibawa menggunakan 6 mobil menuju Tembilahan.
Di perjalanan, mereka dipukuli di dalam mobil saat konvoi dan dihadang mobil patroli polisi di depan Polsek Tempuling.
Setelah itu, mereka dibawa ke Makodim 0314/Inhil bersama 4 sepeda motor mereka.
Korban mengaku bahwa tempat itu Makodim karena ada yang menyebut ‘bawa saja ke Kodim’ dan mereka sering kesana.
Mereka tiba di Makodim sekitar jam 2 pagi, sepeda motor dan handphone mereka ditahan. Salah satu handphone rusak.
Kerabat korban Nasrul mendapatkan informasi perihal penganiayaan pada pagi harinya dan membawa korban ke RSUD serta melaporkan ke polres atas arahan dari kodim.
Nasrul mewakili korban dan Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait kasus penganiayaan ini. Para korban sudah membuat pengaduan ke Mapolres Inhil.
Setelah melaporkan ke Polres Inhil, korban juga melaporkan ke Subdenpom 1/3 – 2 Tembilahan karena dugaan pelaku adalah oknum aparat TNI.