Sabtu, 18 November 2023 – 01:30 WIB
Malang – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI R Agung Sasongkojati mengungkapkan bahwa tim telah diterjunkan untuk mengevakuasi bangkai pesawat Super Tucano yang jatuh di Watugede atau kawasan Pegunungan Tengger Kabupaten Pasuruan.
Agung menjelaskan, bahwa kendala utama evakuasi adalah medan yang sulit karena berada di pegunungan. Sedangkan bangkai pesawat ini cukup vital karena menjadi alat bukti utama dalam penyelidikan penyebab jatuhnya dua pesawat latih milik TNI AU ini.
“Masih butuh waktu lama (evakuasi pesawat), karena lokasi medan yang sulit. Kemungkinan kita harus memotong pesawat dan mengangkut dengan helikopter,” kata Agung, Jumat, 17 November 2023.
Agung mengungkapkan, setelah berhasil dievakuasi, bangkai 2 pesawat Super Tucano akan dibawa ke Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang. Di tempat ini bangkai pesawat akan diinvestigasi oleh tim TNI Angkatan Udara.
“Nanti bangkai pesawat akan kita angkut ke Lanud Abd Saleh, karena tim investigasi sudah berada disana,” ujar Agung.
Agung mengatakan, usai menemukan data recorder mereka akan melihat penyebab pasti kecelakaan ini. Sebab, dalam data recorder itu lah bakal diketahui rekaman suara, posisi terakhir hingga pengecekan mesin apakah mati atau hidup saat kecelakaan terjadi.
“Harusnya sudah ketemu (data recorder), tapi kami masih belum dapat konfirmasi, karena sinyal lemah di lokasi. Nanti tergantung bagaimana, bisa kita yang melakukan atau harus kita cek ke luar negeri untuk mendapatkan isi dari data recorder tersebut,” tutur Agung.
Sebagai informasi, dalam kecelakaan ini 4 perwira TNI AU yang gugur mendapat pangkat kehormatan atau anumerta. Pertama Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya yang naik pangkat menjadi Marsma TNI. Kedua Letkol Pnb Sandhra Gunawan naik pangkat menjadi Kolonel. Ketiga Kolonel Pnb Subhan naik pangkat menjadi Marsma TNI. Sedangkan keempat Mayor Pnb Yuda A Seta naik pangkat menjadi Letkol. Ke 4 perwira ini telah dimakamkan, pada Jumat, 17 November 2023.
Halaman Selanjutnya
Source: VIVA/Uki Rama