Ketika unjuk rasa berlangsung, polisi sering kali dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Namun, situasi seringkali berubah menjadi kerusuhan sehingga aparat keamanan harus mengambil langkah taktis untuk mengontrol massa. Salah satu tindakan yang biasa dilakukan adalah penggunaan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Meskipun peluru karet dianggap senjata tidak mematikan, namun para ahli memperingatkan bahwa penggunaannya tetap berpotensi mengakibatkan luka serius bahkan kematian jika tidak digunakan dengan hati-hati.
Peluru karet terbuat dari bahan karet atau plastik keras yang ditembakkan dengan proyektil layaknya peluru tajam. Karakteristik karet yang berfungsi sebagai isolator panas membuat kecepatan peluru lebih rendah dibandingkan peluru logam sehingga penetrasi tidak sekuat peluru tajam. Meskipun begitu, penggunaan peluru karet dalam pengendalian kerusuhan, latihan menembak jarak dekat, dan kontrol hewan masih bisa menimbulkan dampak serius. Meskipun dipandang sebagai alternatif yang lebih aman daripada peluru tajam, studi menunjukkan bahwa dari 90 korban peluru karet di Irlandia Utara, satu orang meninggal dunia, 17 cacat permanen, 41 memerlukan perawatan, dan yang lain mengalami luka ringan.
Sementara peluru tajam, yang terbuat dari logam dengan lapisan kuningan, memiliki daya penetrasi yang kuat dan berpotensi mematikan jika mengenai bagian tubuh vital seperti otak. Oleh karena itu, polisi jarang menggunakan peluru tajam dalam situasi pengamanan unjuk rasa karena risiko besar mengakibatkan korban jiwa. Peluru tajam biasanya diarahkan ke bagian kaki ke bawah untuk melumpuhkan, bukan mematikan.
Meskipun peluru karet dianggap sebagai senjata tidak mematikan, penggunaannya tetap menyimpan risiko serius terutama jika ditembakkan dalam jarak dekat atau ke bagian tubuh vital seperti kepala dan dada. Sebaliknya, penggunaan peluru tajam di tengah-tengah kerumunan masyarakat bisa berakibat fatal. Dengan begitu, perbedaan utama antara peluru karet dan tajam terletak pada bahan, daya tembak, dan potensi fatalitas. Peluru karet ditujukan untuk mengontrol massa tanpa menimbulkan korban jiwa, sementara peluru tajam merupakan amunisi mematikan yang hanya digunakan dalam kondisi darurat.