Sunday, September 21, 2025

Review: Senjata Canggih Sangat...

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan bahwa senjata pertahanan canggih memiliki harga...

Profil 9 Istri Presiden...

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah...

Kritik Tompi: Dana Rp200...

Artis Tompi baru-baru ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa,...

Tragedi Kebakaran Rumah Makassar:...

Kabar terbaru dari Makassar pada hari Minggu, 21 September 2025, menyebutkan bahwa pihak...
HomePolitikPerbedaan Peluru Tajam...

Perbedaan Peluru Tajam dan Peluru Karet: Penjelasan Polisi pada Demo

Ketika unjuk rasa berlangsung, polisi sering kali dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Namun, situasi seringkali berubah menjadi kerusuhan sehingga aparat keamanan harus mengambil langkah taktis untuk mengontrol massa. Salah satu tindakan yang biasa dilakukan adalah penggunaan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Meskipun peluru karet dianggap senjata tidak mematikan, namun para ahli memperingatkan bahwa penggunaannya tetap berpotensi mengakibatkan luka serius bahkan kematian jika tidak digunakan dengan hati-hati.

Peluru karet terbuat dari bahan karet atau plastik keras yang ditembakkan dengan proyektil layaknya peluru tajam. Karakteristik karet yang berfungsi sebagai isolator panas membuat kecepatan peluru lebih rendah dibandingkan peluru logam sehingga penetrasi tidak sekuat peluru tajam. Meskipun begitu, penggunaan peluru karet dalam pengendalian kerusuhan, latihan menembak jarak dekat, dan kontrol hewan masih bisa menimbulkan dampak serius. Meskipun dipandang sebagai alternatif yang lebih aman daripada peluru tajam, studi menunjukkan bahwa dari 90 korban peluru karet di Irlandia Utara, satu orang meninggal dunia, 17 cacat permanen, 41 memerlukan perawatan, dan yang lain mengalami luka ringan.

Sementara peluru tajam, yang terbuat dari logam dengan lapisan kuningan, memiliki daya penetrasi yang kuat dan berpotensi mematikan jika mengenai bagian tubuh vital seperti otak. Oleh karena itu, polisi jarang menggunakan peluru tajam dalam situasi pengamanan unjuk rasa karena risiko besar mengakibatkan korban jiwa. Peluru tajam biasanya diarahkan ke bagian kaki ke bawah untuk melumpuhkan, bukan mematikan.

Meskipun peluru karet dianggap sebagai senjata tidak mematikan, penggunaannya tetap menyimpan risiko serius terutama jika ditembakkan dalam jarak dekat atau ke bagian tubuh vital seperti kepala dan dada. Sebaliknya, penggunaan peluru tajam di tengah-tengah kerumunan masyarakat bisa berakibat fatal. Dengan begitu, perbedaan utama antara peluru karet dan tajam terletak pada bahan, daya tembak, dan potensi fatalitas. Peluru karet ditujukan untuk mengontrol massa tanpa menimbulkan korban jiwa, sementara peluru tajam merupakan amunisi mematikan yang hanya digunakan dalam kondisi darurat.

Source link

Semua Berita

Profil 9 Istri Presiden Soekarno: Siapa Saja Mereka?

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Kehadirannya sangat berarti dalam perjuangan kemerdekaan negara ini. Selain sebagai pemimpin yang berwibawa, Soekarno juga dikenal karena kisah cintanya yang melibatkan sembilan wanita yang menjadi...

Tugas dan Peran Qodari setelah Dilantik Sebagai Kepala KSP Baru

Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan perombakan kabinet dengan menunjuk Muhammad Qodari sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), menggantikan Anto Mukti Putranto. Penunjukan ini penting karena peran strategis Kepala KSP dalam mendukung agenda pemerintahan Presiden. Setelah dilantik, Qodari langsung memberikan...

Sosok Wali Kota Prabumulih yang Viral: Kontroversi Pencopotan Kepsek

Wali Kota Prabumulih, Arlan, mendapat sorotan publik setelah terjadi polemik terkait pencopotan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, karena diduga menegur anaknya yang membawa mobil ke sekolah. Kondisi tersebut juga melibatkan petugas keamanan sekolah, Ageng Wintoro. Atas perkembangan...

Kategori Berita