Thursday, November 7, 2024

Konservasi Hutan: Jaga Keseimbangan...

Pentingnya konservasi hutan untuk menjaga keseimbangan iklim - Hutan, paru-paru dunia, memainkan...

Solusi Mengatasi Polusi Udara...

Solusi untuk mengatasi masalah polusi udara di daerah perkotaan - Udara kotor...

Strategi Konservasi Air Tanah...

Kekeringan, ancaman serius yang mengintai daerah-daerah rawan, mengancam kehidupan manusia dan lingkungan. Di...

Arista Montana Farm, Tempat...

Arista Montana Farm, tempat wisata yang paling recommended - Ingin merasakan liburan...
HomePolitikGerindra's Desire to...

Gerindra’s Desire to Form a Coalition with Prabowo-Gibran is Growing

Partai Gerindra berencana mengikuti langkah Joko Widodo (Jokowi) pada 2019-2024 dalam membangun kekuatan politik: membangun “koalisi ‘ndut”. Karenanya, siap “merangkul” partai politik (parpol) pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

“Saya pastikan Pak Prabowo akan membuka pintu lebar-lebar buat teman-teman yang belum berkoalisi,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, di Jakarta, Kamis (22/2).

Sebagai informasi, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin kini disokong 8 partai politik (parpol) seiring dilantiknya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Oposisi hanya menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan kekuatan 50 kursi (8,7%) dari total 575 kursi di DPR.

Sementara itu, jika merujuk laman pemilu2024.kpu.go.id pada Kamis (22/2), pukul 21.00 WIB, kekuatan politik Prabowo-Gibran, yang diusung Gerindra, Partai Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN), hanya sekitar 30.141.877 suara (42,92%). Adapun kekuatan pengusung Amin (Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa/PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera/PKS) 20.150.675 suara (28,69%) dan Ganjar-Mahfud (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/PDIP dan Partai Persatuan Pembangunan/PPP) 13.474.422 suara (20,85%).

Jika perolehan suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 tersebut stabil hingga penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU), maksimal 21 Maret, maka kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran terancam mandek di tengah jalan. Pangkalnya, tidak memperoleh dukungan signifikan di Senayan.

Apa pentingnya “koalisi ‘ndut” bagi Prabowo?

Direktur Demos Institute, Usni Hasanudin, menilai, stabilitas politik penting bagi pemerintah agar tidak ada ganjalan dalam menjalankan kebijakan dan program. Karenanya, wajar apabila Prabowo-Gibran berupaya “merangkul” parpol non-pengusung.

“Selain disampaikan terbuka oleh Prabowo, sebenarnya rencana membangun kekuatan ini juga sudah dilakukan Jokowi. Pertemuannya dengan [Ketua Umum NasDem] Surya Paloh dan rencana dilanjutkan dengan parpol-parpol lain adalah buktinya,” ulasnya kepada Alinea.id, Jumat (23/2).

Source link

Semua Berita

Konservasi Hutan: Jaga Keseimbangan Iklim untuk Masa Depan

Pentingnya konservasi hutan untuk menjaga keseimbangan iklim - Hutan, paru-paru dunia, memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan iklim. Keberadaannya sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dan emisi gas rumah kaca lainnya menjadi kunci dalam mengurangi dampak pemanasan global....

Apa Tugas dan Peran Badan Pemeriksa Keuangan dalam Menjaga Transparansi Negara?

Apa tugas dan peran Badan Pemeriksa Keuangan - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga independen yang memiliki peran vital dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Sebagai "pengawal" keuangan negara, BPK memiliki tugas dan fungsi yang...

Signifikansi ospek militeristik dalam kabinet Prabowo di Lembah Tidar

Kegiatan "ospek" para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih resmi dibuka di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10). Menggunakan pesawat Hercules, para menteri dan wakil menteri diberangkatkan dari Halim Perdana Kusuma, Jakarta, sehari sebelumnya. "Banyak sesi-sesi penting...

Kategori Berita