Thursday, November 7, 2024

Strategi Konservasi Lahan Subur...

Strategi konservasi lahan subur di daerah rawan erosi - Erosi tanah, ancaman...

Konservasi Hutan: Jaga Keseimbangan...

Pentingnya konservasi hutan untuk menjaga keseimbangan iklim - Hutan, paru-paru dunia, memainkan...

Solusi Mengatasi Polusi Udara...

Solusi untuk mengatasi masalah polusi udara di daerah perkotaan - Udara kotor...

Strategi Konservasi Air Tanah...

Kekeringan, ancaman serius yang mengintai daerah-daerah rawan, mengancam kehidupan manusia dan lingkungan. Di...
HomePolitikMenebak Implikasi Politik...

Menebak Implikasi Politik Setelah AHY Menjadi Pembantu Jokowi


Setelah 9 tahun berada di luar pemerintahan, Partai Demokrat akhirnya bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju. Ini ditandai dengan pelantikan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana, Jakarta, pada Rabu (21/2).

“Sebagai orang tua dan juga sebagai mantan presiden, sebagai sesepuh Partai Demokrat, beliau [Susilo Bambang Yudhoyono/SBY] mengharapkan saya bisa bekerja dengan baik. Secara profesional, menunjukkan etos kerja, dedikasi, dan komitmen untuk bekerja sebaik-baiknya,” kata AHY tentang pesan SBY kepadanya ketika menjadi pembantu presiden di Kompleks Istana.

Tanda-tanda akan bergabungnya Demokrat dengan pemerintahan Jokowi sejatinya terendus sejak Oktober 2023, ketika keduanya bersua di Istana. Kala itu, AHY bahkan sempat diisukan mengisi kursi menteri pertanian (mentan), yang ditinggalkan Syahrul Yasin Limpo karena mengundurkan diri usai terjerat kasus dugaan korupsi senilai Rp44,5 miliar.

Namun, hal tersebut tak terjadi. Sebab, Jokowi malah kembali mengangkat Amran Sulaiman sebagai Mentan. Kendati begitu, Demokrat tidak lagi “keras” terhadap pemerintah. Justru terlihat membela ketika dikritik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pengusung utama Jokowi sejak 2014.

Tidak mengherankan

Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing, menyatakan, tidak heran dengan manuver Jokowi yang memasukkan Demokrat ke dalam koalisinya. Alasannya, sudah berkontribusi memenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang dipastikan menjadi kampiun Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Di sisi lain, ia mengingatkan, langkah ini juga mau tidak mau berimbas terhadap sikap Demokrat di DPR. Setidaknya takkan mendukung wacana hak angket kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang diinisiasi PDIP dan disokong koalisi pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) atau Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Dalam politik itu tidak ada ‘makan siang gratis’,” katanya kepada Alinea.id.

Source link

Semua Berita

Konservasi Hutan: Jaga Keseimbangan Iklim untuk Masa Depan

Pentingnya konservasi hutan untuk menjaga keseimbangan iklim - Hutan, paru-paru dunia, memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan iklim. Keberadaannya sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dan emisi gas rumah kaca lainnya menjadi kunci dalam mengurangi dampak pemanasan global....

Apa Tugas dan Peran Badan Pemeriksa Keuangan dalam Menjaga Transparansi Negara?

Apa tugas dan peran Badan Pemeriksa Keuangan - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga independen yang memiliki peran vital dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Sebagai "pengawal" keuangan negara, BPK memiliki tugas dan fungsi yang...

Signifikansi ospek militeristik dalam kabinet Prabowo di Lembah Tidar

Kegiatan "ospek" para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih resmi dibuka di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10). Menggunakan pesawat Hercules, para menteri dan wakil menteri diberangkatkan dari Halim Perdana Kusuma, Jakarta, sehari sebelumnya. "Banyak sesi-sesi penting...

Kategori Berita