PT Surveyor Indonesia (SI) bekerja sama dengan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasion), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) melakukan penjurian pada 10 Kabupaten yang lolos program I-SIM For Regencies.
I-SIM for Regencies merupakan program inisiatif berskema rating & awarding untuk meningkatkan integrasi dan kolaborasi multi-stakeholders ekosistem SDGs Indonesia di tingkat Kabupaten. Salah satu peserta, memaparkan presentasinya di depan para juri, yaitu Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana.
Ia menyampaikan, pihaknya concern pada isu-isu terkait lingkungan dan sesuai dengan misi Kabupaten Bandung, salah satunya mengenai optimalisasi pembangunan daerah, kearifan lokal dan lingkungan.
Untuk itu, pihaknya mengangkat program ‘Kampung Bedas’ atau Bebenah Desa Sejahtera, yaitu program yang terpadu dan terintegrasi antar multisektor berbasis partisipasi, kearifan lokal yang menjadikan sebuah desa sebagai pelaku utama dalam pertumbuhan ekonomi.
“Desa itu, aktor utama dalam pembangunan berwawasan lingkungan. Karena menyelesaikan permasalahan lingkungan, tidak hanya soal lingkungan itu sendiri, tapi ada aspek sosial, ada aspek ekonominya,” ujarnya di Jakarta pada Senin, 30 Oktober 2023.
Karenanya, tujuan dibentuknya kampung Bedas adalah menciptakan desa atau kelurahan yang mandiri, yang dapat menangani, mengelola permasalahan dan potensi yang ada wilayahnya.
“Kampung Bedas adalah salah satu strategis PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup), berbasis kemandirian, kearifan lokal, gotong royong dan inovasi untuk mendukung SDGs (Sustainable Development Goals),” jelasnya.
Dengan begitu, pihaknya bisa mencapai tujuan berupa membangun desa tanpa kelaparan, tanpa kemiskinan, pekerjaan layak, pertumbuhan ekonomi, berkurangnya kesenjangan, serta terciptanya kota dan pemukiman yang berkelanjutan.
“Lewat Kampung Bedas, kami ingin mendukung terwujudnya desa unggul pada berbagai program lintas sektor karena kesejahteraan akan meningkat melalui ekonomi sirkular yang ada,” katanya.
Saat ini, dari 155 desa atau kelurahan yang ada di Kabupaten Bandung Barat, sebanyak 55 persennya telah diintervensi oleh program Kampung Bedas.
Ia membeberkan, sejumlah manfaat dari implementasi program Kampung Bedas ini di antaranya telah berdiri 145 bank sampah, tumbuh lokasi wisata edukasi, munculnya local hero yang secara aktif melibatkan peran serta masyarakat dalam membangun desanya.
“Manfaat lainnya, berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca melalui program kampung iklim, di mana sepanjang tahun 2018-2022 ada 53 dari 69 lokasi atau 77 persen dari lokasi proklim adalah Kampung Bedas,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dalam pengembangan desa ini juga didukung penyertaan dana desa. Bahkan, Pemerintah Kabupaten juga memberikan dukungannya berupa penyaluran anggaran dari APDB (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) untuk pengembangan desa tersebut.
“Kami yakin, program Kampung Bedas ini bisa menjadi program berkelanjutan karena ada gerakan ekonomi di dalamnya, hilirisasi, hingga penyerapan tenaga kerja. Ada sirkular ekonomi yang memberikan tambahan pendapatan bagi daerah,” pungkasnya.