Kamis, 16 Mei 2024 – 00:23 WIB
Jakarta, 16 Mei 2024 – Indonesia saat ini mulai dibanjiri dengan mobil-mobil asal China, berbeda dengan Amerika Serikat. Negara Paman Sam tersebut berusaha untuk menghambat masuknya mobil-mobil pabrikan China dengan menaikkan tarif impor mobil listrik.
Dikutip VIVA Otomotif dari Reuters, Kamis 16 Mei 2024, Amerika memberikan kenaikan tarif impor ini cukup signifikan yakni 4 kali lipat. Jika kini tarif impor dikenakan 25 persen, maka nantinya akan dikenakan 100 persen.
Presiden Amerika, Joe Biden, menilai hal tersebut demi melindungi pekerja di dalam negeri, termasuk bagi mereka yang bekerja di industri mobil listrik. Dia menilai persaingannya saat ini sudah tidak adil.
“Pekerja Amerika dapat bekerja lebih baik dan bersaing dengan siapa pun selama persaingannya adil. Tetapi sudah terlalu lama persaingannya tidak adil. Kami tidak akan membiarkan China membanjiri pasar kami,” ujar Biden.
Putusan ini juga karena perang Harga dengan mobil-mobil listrik dari China. Berbagai negara industri termasuk Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa khawatir gelombang ekspor China yang berharga murah akan membebani manufaktur dalam negeri.
Tercatat, kendaraan listrik China yang diimpor dari Amerika Serikat masih sedikit. Sementara China mengimpor 64.067 unit mobil ke AS pada tahun yang sama dengan nilai setara USD 1,45 miliar pada 2021.
Mobil yang diimpor dari China itu dijual di bawah merek AS, dipimpin oleh General Motors pada divisi Buick. Saat ini ada empat lini kendaraan yang dijual di AS merupakan buatan China yaitu Ford, Lincoln Nautilus, Buick Envision, Polestar 2, dan Volvo S90 Sedan. Polestar dan Volvo terafiliasi dengan merek China Geely.
Meski demikian, cakupan keseluruhan dari tarif yang masuk termasuk untuk tarif dan daftar total sektor yang akan terkena dampak masih belum jelas. Gedung Putih menolak berkomentar mengenai hal tersebut.
Langkah Amerika Serikat ini langsung diprotes oleh pemerintah China. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan Amerika Serikat (AS) keliru menaikkan tarif impor mobil listrik dari China hingga 100 persen.
“Merupakan kesalahan lain bagi AS untuk terus mempolitisasi masalah perdagangan dan semakin meningkatkan tarif terhadap produk-produk China. Hal ini hanya akan meningkatkan harga barang-barang impor secara signifikan,” kata Wang Wenbin di Beijing, China.