Sunday, September 21, 2025

PAN Jabar Bantah Surat...

DPW PAN Jawa Barat membantah keberadaan surat penjaringan bakal calon pendamping desa yang...

5 Tips Mengatasi Frustrasi...

Arini merasa frustrasi di rumah karena tidak bisa menemukan Angga. Dia mulai melempar...

Review: Senjata Canggih Sangat...

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan bahwa senjata pertahanan canggih memiliki harga...

Profil 9 Istri Presiden...

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah...
HomeBeritaCucu Bung Karno...

Cucu Bung Karno Memberikan Tanggapan terhadap Pernyataan Djarot Saiful Hidayat Tentang Neo Orba

Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno yang juga cucu dari Presiden pertama RI Ir. Soekarno, Dade Marhaendra, mengungkapkan pendapatnya mengenai pernyataan kader PDIP, Djarot Saiful Hidayat, yang menyebut pasangan capres-cawapres Prabowo-Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai cerminan neo orde baru (orba).

Menurut Dade, hal ini perlu diwaspadai dan bisa saja terjadi saat ini. Menurutnya, neo orba bisa muncul saat situasi rezim yang marak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

“Perilaku KKN kembali dipraktekkan oleh penguasa saat ini, sebagai bagian dari abuse of power yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif,” kata Dade kepada wartawan pada Selasa, 7 November 2023.

Dade menjelaskan bahwa sistem politik pada era orba juga ditandai dengan maraknya KKN. Politik KKN tersebut kemudian ditentang oleh masyarakat dan mengakibatkan keruntuhan rezim.

Menurut Dade, pada masa reformasi saat ini, perilaku KKN semacam itu seolah kembali muncul dan mengkhawatirkan. Salah satu contohnya adalah dengan mencalonkan anak sulung Presiden sebagai calon wakil presiden.

“Penunjukkan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto sangat kental dengan praktek tersebut. Gibran sebetulnya tidak memenuhi syarat berdasarkan undang-undang pemilu karena faktor usia, namun dipaksakan menjadi cawapres dengan menggunakan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga pemberi legalitas,” tambahnya.

Langkah tersebut dianggap Dade sebagai bentuk nepotisme. Ia juga menilai bahwa putusan Ketua MK yang merupakan paman Gibran menjadi salah satu indikator nepotisme yang terjadi.

“Ini jelas bentuk nepotisme. Nepotisme terjadi karena pimpinan tertinggi melakukan korupsi atas kekuasaan yang dimilikinya untuk mempengaruhi lembaga lain demi memenuhi ambisinya,” tambah Dade.

Serangkaian tindakan tersebut menurut Dade merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah saat ini. Hal ini juga dianggapnya sebagai penghianatan terhadap rakyat, bangsa, dan negara. Dade menekankan bahwa tindakan ini bertentangan dengan falsafah Pancasila dan juga merupakan pelecehan terhadap demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan yang adil.

Semua Berita

PAN Jabar Bantah Surat Kuota Calon Pendamping Desa Hoax

DPW PAN Jawa Barat membantah keberadaan surat penjaringan bakal calon pendamping desa yang banyak beredar di masyarakat sebagai berita palsu. Surat tersebut, bernomor PAN/10/A/K-S/070/VIII/2025, diklaim palsu oleh pihak DPW PAN Jawa Barat. Dalam keterangan resminya, DPW PAN Jabar menegaskan...

Review: Senjata Canggih Sangat Mahal

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan bahwa senjata pertahanan canggih memiliki harga yang mahal sehingga Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI disetujui mendapatkan anggaran sebesar Rp187,1 triliun pada tahun 2026 oleh DPR RI. Hal ini disampaikan Agus di kawasan...

Tragedi Kebakaran Rumah Makassar: Anak Perempuan Tewas

Kabar terbaru dari Makassar pada hari Minggu, 21 September 2025, menyebutkan bahwa pihak kepolisian masih dalam tahap penyelidikan penyebab kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk di Jalan Manunggal 31 Makassar pada Sabtu malam, 20 September 2025. Delapan unit...

Kategori Berita