Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) akhirnya turun gunung di Pilgub DKI Jakarta 2024. Mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido), Jokowi hadir dalam ajang dialog antara Rido dengan perwakilan partai pengusung, tokoh, nasional, dan kelompok relawan yang digelar di kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (18/11) lalu.
Pada kesempatan itu, Jokowi menyatakan alasannya mendukung RK-Suswono. Menurut dia, RK merupakan sosok yang paling tepat untuk memimpin Jakarta. Ia pun berharap pasangan Rido bisa menang satu putaran sebagaimana Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Beliau (RK) merupakan sosok yang tepat memimpin Jakarta dengan semua tantangan permasalahan yang ada karena telah berpengalaman membangun Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat,” kata Jokowi
Selain Rido, Jokowi juga sudah terang-terangan meng-endorse pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilgub Jawa Tengah 2024. Beberapa kali, Jokowi tertangkap kamera bertemu dengan Luthfi-Taj. Seperti di DKI, Jokowi juga turun langsung untuk mengampanyekan Luthfi-Taj.
Restu dan dukungan terbuka dari Jokowi juga diperebutkan para calon kepala daerah yang bertarung di level pilbup dan pilwalkot. Beberapa pekan lalu, kediaman Jokowi rutin disambangi para calon kepala daerah yang tengah bertarung di pilkada serentak, termasuk yang berkompetisi di luar Jawa.
Direktur Kajian Politik Nasional, Adib Miftahul berpendapat efek elektoral dari dukungan Jokowi hanya terasa di sejumlah daerah strategis, semisal Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di daerah-daerah lain, semisal Banten dan Jawa Barat, menurut Adib, efek Jokowi tak begitu kuat.
“Pembuktian itu nanti terlihat misalnya di Jawa Tengah, dengan kemenangan Ahmad Luthfi. Jika tidak, maka dampak Jokowi akan dipertanyakan. Suka atau tidak, dampak Jokowi memang sangat besar di Jawa Tengah,” kata Adib kepada Alinea.id, Senin (18/11).
Jawa Tengah, kata Adib, akan jadi medan pertarungan pengaruh Jokowi versus PDI-Perjuangan yang resmi mengusung pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Jokowi yang dikenal dekat dengan Luthfi punya kepentingan untuk memastikan pasangan jagoannya menang sekaligus menggerus dominasi PDI-P di kandangnya sendiri.
“Ini sekaligus bagaimana memang merah yakni PDI Perjuangan bisa dikalahkan. Lebih kuat mana, PDI-Perjuangan atau Jokowi? Jokowi tanpa PDI-Perjuangan itu apa? Kira-kira begitu,” ujar Adib.
Meski tak signifikan, menurut Adib, endorsement Jokowi di DKI bakal punya pengaruh. Apalagi, pengaruh Anies Baswedan mulai berkurang. Adib menyebut ada sebagian pendukung Anies yang “membelot” setelah Anies terlihat kian mesra dengan pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
“Karena bagaimana ceritanya Anak Abah (julukan pendukung Anies) dengan Ahokers (pendukung eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) menjadi satu. Ini sebuah anomali,” ucapnya.
Ahok kini berbaju PDI-P dan merupakan salah satu juru kampanye Pramono-Rano di Pilgub DKI 2024. Pada Pilgub DKI 2017, Ahok adalah seteru politik Anies. Ahok dan Anies dinilai tak pernah akrab selepas pilgub tersebut.
Survei Litbang Kompas yang dirilis Juli lalu menunjukkan efek Jokowi masih kuat di Pilgub DKI Jakarta. Sebanyak 61% responden menyatakan masih akan mempertimbangkan arahan Jokowi. Namun, pengaruh Jokowi masih kalah jika dibandingkan Prabowo (66,5%), Anies (63,5%), dan Ahok (63,5%).
Hasil berbeda ditemukan survei Charta Politika Indonesia yang dirilis September lalu. Dalam sigi Charta, hanya sebanyak 16,8% warga DKI yang berniat mmilih paslon yang didukung Jokowi. Sebanyak 64,4% menyatakan tidak akan memilih paslon yang didukung Jokowi.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Ali Sahab menilai dampak Jokowi tidak lagi signifikan dalam pilkada di berbagai daerah. Itu terutama lantaran Jokowi tak lagi menduduki jabatan sebagai orang nomor 1 di republik ini.
Menurut Ali, Jokowi akan memprioritaskan tiga daerah dalam pilkada serentak kali ini, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Di ketiga daerah tersebut, ada jagoan yang terafiliasi kuat dengan Jokowi.
Menurutnya, turunnya Jokowi dalam pilkada dianggap tidak ada masalah yang berarti karena selain pengaruh yang kian memudar karena sudah tidak menjabat, Jokowi juga dianggap tidak menyalahi aturan manapun.
“Saya kira Jokowi akan berupaya menguatkan suara di Jawa khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra Utara? Saya kira sah-sah saja (Jokowi turun gunung). Nanti akan kita lihat seberapa pengaruhnya,” ucapnya kepada Alinea.id, Senin (18/11).
Adapun dampak sokongan dari Anies, menurut Adib, hanya akan terasa di Jakarta. Untuk daerah lain, Anies tidak memiliki efek ekor jas yang signifkan bisa mempengaruhi peta politik. “Basis utamanya yaitu Jakarta,” ujarnya.
Di luar pilkada, Ali berpendapat Jokowi sebaiknya fokus menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa. Menurutnya, Jokowi kerap ikut campur dalam menyusun kebijakan untuk pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Saya kira bukan masalah baik buruknya, tetapi lebih pada bagaimana seorang presiden jika sudah selesai masa jabatannya hendaknya sudah tidak ikut mempengaruhi kebijakan presiden selanjutnya,” kata Ali.