Belakangan ini, media sosial sempat dihebohkan dengan aksi anarkis geng motor yang merusak sebuah supermarket di kawasan Cimaung, Kabupaten Bandung. Para anggota geng motor tersebut juga dikenal mengeroyok seorang juru parkir hingga akhirnya meninggal dunia. Berdasarkan unggahan video di akun Instagram @bandung.banget, kelompok geng motor Brigez ini berasal dari Banjaran menuju Pangalengan setelah jam buka puasa. Diketahui bahwa pihak kepolisian telah berhasil mengamankan enam orang yang diduga terlibat dalam pengeroyokan tersebut, dengan dua di antaranya terbukti positif menggunakan narkoba.
Menanggapi kejadian ini, Ikatan Motor Indonesia (IMI) menekankan bahwa penanganan masalah geng motor perlu melibatkan kerja sama antara aparat kepolisian, pemerintah, dan masyarakat. IMI melihat bahwa banyak anak muda yang terjerumus ke dalam geng motor karena mencari identitas diri dan memiliki minat terhadap dunia otomotif. Namun, jika tidak diarahkan dengan baik, aktivitas mereka cenderung ilegal dan berpotensi anarkis.
Untuk mengatasi fenomena geng motor, IMI telah melakukan berbagai inisiatif dengan melibatkan komunitas otomotif di berbagai daerah. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah menggelar kegiatan sosial yang melibatkan anak muda agar merasa bangga berkontribusi secara positif. IMI berpegang pada ide bahwa memberikan wadah resmi bagi mereka untuk menyalurkan hobi otomotif mereka melalui ajang balap yang terorganisir dengan baik dapat menjadi solusi yang efektif dalam mencegah aktivitas negatif seperti balapan liar dan tindakan anarkis yang dilakukan geng motor.