Bali resmi dinyatakan dalam status tanggap darurat bencana setelah banjir melanda sejumlah wilayah sejak Rabu dini hari. Daerah yang paling parah terdampak adalah Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar, menurut Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Penetapan status darurat bertujuan untuk memfasilitasi bantuan cepat dari pemerintah pusat dan bukan untuk menimbulkan kepanikan pada masyarakat. Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat, diharapkan upaya penanganan, perbaikan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca-banjir dapat dilakukan efektif.
BNPB telah menyalurkan bantuan tahap awal senilai lebih dari Rp1 miliar, yang meliputi perahu karet, sembako, selimut, matras, pompa air, tenda pengungsi, dan tenda keluarga. Evakuasi korban tewas dan yang masih dalam pencarian terus dilakukan, sementara penyebab banjir telah diidentifikasi sebagai tingginya curah hujan akibat gelombang ekuatorial Rossby. Infrastruktur yang rusak, seperti jalan longsor dan jembatan yang perlu diperbaiki, akan segera mendapat perhatian dari pemerintah.
Selain itu, Suharyanto menyatakan kesiapan BNPB untuk terus memberikan bantuan dan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat terdampak, dengan estimasi dana yang akan berkembang seiring dengan kebutuhan yang terus meningkat. Dalam situasi ini, kerjasama antara semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan penanganan bencana dapat dilakukan secara efisien dan efektif.