Thursday, November 21, 2024

Berziarah ke Makam Syekh...

Nusaperdana.com,Rohil -  Calon Gubernur Riau Nomor Urut 1, Abdul Wahid, bersama...

Puluhan Ribu Warga Rohil...

 Nusaperdana.com,Rohil - Jelang berakhir masa kampanye, Calon Gubernur Riau Abdul Wahid-SF...
HomePolitikSignifikansi ospek militeristik...

Signifikansi ospek militeristik dalam kabinet Prabowo di Lembah Tidar

Kegiatan “ospek” para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih resmi dibuka di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10). Menggunakan pesawat Hercules, para menteri dan wakil menteri diberangkatkan dari Halim Perdana Kusuma, Jakarta, sehari sebelumnya.

“Banyak sesi-sesi penting yang akan disampaikan hari ini (hari kedua) oleh para pembicara seperti dari Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, Menteri BUMN, Badan Gizi, Menteri Pertanian,” kata Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni seperti dikutip dari Antara.

Pembekalan di Lembah Tidar dihadiri 48 menteri, 55 wakil menteri, 5 kepala lembaga negara setingkat menteri dan 1 wakil kepala staf kepresidenan. Raffi Ahmad yang diangkat sebagai utusan khusus Prabowo juga terlihat ikut hadir dalam kegiatan tersebut.

Setiap hari, para menteri dibekali beragam materi terkait program pemerintahan Prabowo-Gibran. Penggemblengan rencananya bakal berlangsung selama tiga hari, yakni hingga Minggu (27/10). Selama ospek, para pembantu Prabowo itu diwajibkan mengenakan seragam Komponen Cadangan (Komcad) dan kemeja putih.

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan acara itu bukan ospek atau kegiatan militer. Kegiatan tersebut ia sebut digelar untuk membangun kebersamaan, keguyuban, dan team building para menteri.

“Guru besar ilmu komunikasi dari Universitas Brawijaya, Anang Sujoko mengatakan pembekalan para menteri dan wakil di kawasan Akmil Magelang merupakan hal baru dalam sejarah pembentukan kabinet di Indonesia. Pemilihan Lembah Tidar, kata dia, mengindikasikan gaya militeristik yang kuat di pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.

“Dengan cara ospek ini, ya, pertama membuktikan bahwa apa yang selama ini dilihat oleh Prabowo. Dalam beberapa pendekatan pemerintahan oleh sipil, tu ternyata tidak menghasilkan sesuatu yang mungkin tidak sebaik ketika dilakukan dalam perspektif militerlah. Semacam itu,” ucap Anang kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini.

Dengan menggelar pembekalan di Lembah Tidar, menurut Anang, Prabowo menyiratkan keinginan agar para menterinya loyal dan tunduk pada instruksinya sebagai panglima di pemerintahan. Prabowo tak mau ada program-program kementerian yang melenceng dari visi-misi Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

“Prabowo juga tidak ingin, ya, ada kabinet itu yang menterinya atau wakil menterinya di luar garis komando presiden. Nah, dengan tradisi dan lain sebagainya, mungkin Prabowo akan mengharapkan ada sebuah satuan komandu dalam kabinetnya, baik mulai dari level menteri, wakil menteri, dirjen dan sebagainya,” jelasnya.

Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan sepakat penggemblengan di Lembah Tidar diniatkan Prabowo sebagai upaya membangun kedisiplinan, kerja sama tim, sekaligus kepatuhan terhadap “rantai komando” di pemerintahannya kelak.

“Ospek ini merupakan titik awal yang akan mewarnai perjalanan kabinet Prabowo ke depan. Tentunya, dengan tradisi (membangun) disiplin tinggi itu ditanamkan dari awal (diharapkan para menteri bisa) bekerja cepat,” kata Yusak kepada Alinea.id.

Yusak mengaku tidak kaget dengan ospek bergaya militeristik itu. Sebelum jadi presiden pun, Prabowo senang dengan tradisi militer. Prabowo kerap mengumpulkan anggota DPR terpilih dari Partai Gerindra di Hambalang.

“Kalau bicara kesederhanaan, ya, enggak bisa kita katakan itu kesederhanaan juga karena kan full fasilitas juga kan… Jadi, bukan barang baru bagi Pak Prabowo. Nah, karena menteri-menteri adalah bawahan Presiden, ya, mau enggak mau, mereka harus ikut,” ucap Yusak.

Selain membagun soliditas dan kedisplinan, penggemblengan para menteri juga dimaksudkan untuk menunjukkan pesan bahwa Prabowo ialah presiden yang kuat. Sebagai pemimpin, ia membawahi tim besar yang berisikan elite-elite politik dan sosok-sosok profesional berpengaruh di Indonesia.

“Hampir semua masuk ke pemerintahan. Bahkan, PDI-Perjuangan pun juga samar-samar masuk kan. Jadi dukungan elit yang mayoritas itulah yang akan menambah kepercayaan diri Presiden terpilih,” jelasnya.

Source link

Semua Berita

Kenapa hasil survei kerap beda?

Hasil survei elektabilitas paslon di Pilkada Serentak 2024 kembali memicu polemik. Kali ini, perbedaan hasil...

Peta efek Jokowi di Pilkada Serentak 2024

Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) akhirnya turun gunung di Pilgub DKI Jakarta 2024. Mendukung...

Debat pamungkas Pilgub Jakarta jadi penentu pemilih gamang

Debat pamungkas Pilgub Jakarta 2024 berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11) malam, dengan tema...

Kategori Berita