Sunday, September 21, 2025

Review: Senjata Canggih Sangat...

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan bahwa senjata pertahanan canggih memiliki harga...

Profil 9 Istri Presiden...

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah...

Kritik Tompi: Dana Rp200...

Artis Tompi baru-baru ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa,...

Tragedi Kebakaran Rumah Makassar:...

Kabar terbaru dari Makassar pada hari Minggu, 21 September 2025, menyebutkan bahwa pihak...
HomeOpiniBagaimana Konsumen Akses...

Bagaimana Konsumen Akses Informasi: Dari Mesin Pencari ke Media Sosial

Perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai stimulus yang mereka terima dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, hingga perabaan. Setiap stimulus ini membentuk pola perilaku yang kemudian dianalisis oleh pasar untuk memahami bagaimana manusia memproses informasi, mulai dari penyimpanan di otak hingga tahap pengambilan keputusan.

Dengan perkembangan zaman, perilaku konsumen juga mengalami perubahan signifikan. Teknologi dan kejadian penting seperti pandemi telah mendorong perubahan ini. Kepraktisan dan kecepatan menjadi kunci dalam segala hal, mulai dari kuliner, fashion, transportasi, hingga teknologi. Untuk menyokong gaya hidup yang semakin dinamis dan terburu-buru, berbagai industri berlomba-lomba menawarkan kemudahan kepada konsumen.

Salah satu fenomena menarik terjadi dalam pola pencarian informasi. Sebagian besar konsumen, terutama Generasi Z, beralih dari mesin pencari tradisional ke platform video pendek seperti TikTok. Mereka lebih suka mencari informasi melalui video pendek yang menarik secara visual dan langsung pada intinya. Alasan di balik hal ini adalah kemudahan akses dan daya tarik konten visual yang singkat.

Adopsi tren ini paling signifikan di kalangan Generasi Z, yang dikenal sebagai konsumen target di pasar digital. Survei dari Adobe menemukan bahwa sebagian besar Generasi Z kini menggunakan TikTok sebagai mesin pencari mereka, mengungguli penggunaan mesin pencari tradisional. Perubahan ini juga mulai merambah ke Generasi Milenial, yang juga mulai mengandalkan platform video pendek untuk mencari informasi sehari-hari.

Konten video pendek bukan hanya menjadi tren dalam pemasaran digital, tetapi juga memberikan wawasan berharga bagi perusahaan. Video pendek di bawah 90 detik terbukti efektif dalam menarik perhatian konsumen dan memengaruhi keputusan pembelian. Strategi pemasaran saat ini cenderung mengadopsi personalisasi konten, pemasaran komunitas, dan penggunaan konten yang dihasilkan pengguna (UGC) untuk meningkatkan keterlibatan konsumen.

Konsep perilaku konsumen yang dijelaskan oleh Michael R. Solomon juga menyoroti pentingnya penggunaan video pendek dalam strategi pemasaran. Pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh berbagai tahap memori, mulai dari memori sensorik hingga memori jangka panjang. Dengan memahami proses memori konsumen, perusahaan dapat merancang konten video pendek yang efektif dan mempengaruhi keputusan pembelian.

Pergeseran ini tidak hanya relevan bagi Generasi Z, tetapi juga memberikan peluang bagi bisnis B2B untuk menyesuaikan strategi pemasaran mereka. Meskipun TikTok lebih dikenal sebagai platform hiburan, hal ini tidak menghalangi bisnis untuk memanfaatkannya sebagai alat komunikasi yang strategis. Peningkatan keterlibatan emosional dengan audiens dapat membantu memperluas jangkauan produk dan membangun citra brand yang kuat.

Dengan pendekatan yang tepat, TikTok dan platform video pendek lainnya bukan hanya menjadi ruang hiburan, tetapi juga alat komunikasi yang kuat dalam membangun koneksi dengan audiens lintas generasi. Stakeholder dan perusahaan harus memahami perubahan tren digital dan perilaku konsumen untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang terus berubah. Hal ini tidak hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga tentang bagaimana brand hadir secara bermakna di mata konsumen di era digital.

Source link

Semua Berita

Negara Andalkan Aplikator: Cerdas dan Kompetitif

Di Indonesia, aplikasi digital semakin merajalela dan menciptakan ekosistem yang dinamis namun penuh kontradiksi. Meskipun aplikasi ini menawarkan kemudahan akses, namun juga menimbulkan perselisihan antara kepentingan perusahaan dan hak-hak pekerja. Regulator tampaknya melemparkan tanggung jawabnya pada peraturan menteri yang...

Menjaga Pariwisata Indonesia: Pentingnya Konservasi dan Keberlanjutan

Pariwisata Indonesia masih dihantui oleh masalah sampah yang menjadi perhatian utama. Masalah ini bukan hanya soal kebersihan semata, tetapi juga berkaitan dengan lingkungan, kenyamanan wisatawan, dan citra negara. Terutama di destinasi pariwisata di wilayah kepulauan, sampah yang dibuang sembarangan...

Haji: Lebih dari Perjalanan Fisik Menuju Tanah Suci

Setiap tahunnya, jutaan umat Islam merindukan kesempatan untuk beribadah haji ke Tanah Suci. Namun, Prof. Dr. Aswadi, M.Ag, Konsultan Bimbingan Ibadah Haji Daker Madinah PPIH Arab Saudi 2025, menegaskan bahwa haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik menuju Tanah Suci....

Kategori Berita